Dalam rangka memenuhi tuntutan kurikulum bagi mahasiswa pada Prodi D III Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram di mana salah satu MK wajib adalah menyelenggarakan seminar IPTEK Gizi maka pada Hari Jumat 16 Mei 2014 diselenggarakan seminar gizi dengan tema “Kecurangan yang Disengaja oleh Produsen pada Produk Pangan dan Akibatnya bagi Kesehatan”. Seminar yang diselenggarakan mulai pukul 09.00 – 11.00 WITA di R Kelas Tk III tersebut dihadiri oleh mahasiswa dan dosen di Jurusan Gizi.
Setelah dibuka oleh pembawa acara (Nurhidayatul Hikmah) maka diskusi panel yang diselenggarakan mahasiswa Semester IV inipun dimulai dengan penyajian pembicara I (Dini Febrianti). Menurut mahasiswa dengan behel di gigi ini berbagai Bahan Tambahan Makanan (BTM) yang sering dipergunakan produsen antara lain Methanil Yellow (pewarna), Natrium Benzoat (pengawet), Mono Sodium Glutamat/MSG (penyedap rasa) dan Sakarin (pemanis buatan). Masih menurut Dini beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat yang tidak begitu peduli dengan bahayanya di antaranya tempe berpewarna tekstil sehingga tampak kuning cerah. BTM lain yang sering ditambahkan berupa klorin yaitu pemutih bagi beras sehingga tampak putih bersih, bakso yang ditambahkan boraks sehingga tampak kenyal, kerupuk aci yang diberikan pemutih hipoklorit dan sebagainya.
Penyajian materi kedua disampaikan oleh Mauludatul Hamli yang menjelaskan tentang zat aditif dan dampaknya bagi kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurutnya zat aditif dalam jangka pendek dapat menimbulkan iritasi, kerusakan jaringan gangguan pada saluran pernafasan, batuk dan bahkan pada konsentrasi tinggi akan mengakibatkan kematian. Dampak zat aditif apabila terkena kulit juga akan menimbulkan perubahan warna yakni kulit menjadi merah dan mengeras, mati rasa dan rasa seperti terbakar. Apabila terkena mata dapat menimbukan iritasi dari mata memerah, gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata berlebihan dan pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat sampai rusaknya lensa mata. Sedangkan apabila tertelan melalui mulut maka akan muncul rasa sakit, mual, muntah, diare sakit perut perut kejang hingga tidak sadar (koma).
Dalam jangka panjang apabila terhirup akan menimbulkan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk, radang selaput lendir, mual dan gangguan pada ginjal. Apabila terkena kulit maka kulit akan terasa panas, mata rasa, gatal, merah-merah, pengerasan kulit dan kepekaan kulit berkurang serta radang kulit yang menimbulkan gelembung. Selanjutnya apabila terkena mata zat aditif akan menyebabkan radang pada selaput mata. Pada saluran pencernaan apabila zat aditif tertelan maka akan menimbulkan sakit kepala, pusing dan muntah-muntah.
Agar terhindar dari zat aditif berbahaya masih menurut mahasiswa Semester IV ini maka ada sejumlah tips praktis bagi kita antara lain mengindari makanan cpat saji dan jangan terpaku pada bahan makanan yang dijual murah. Tips yang kedua adalah pergunakan bahan tambahan pangan yang alami berupa daun pandan, daun suji dan kunyit sebagai zat pewarna. Untuk zat pengawet dapat dipergunakan gula dan garam, untuk pewangi alami pakai daun pandan dan kayu manis serta untuk penyedap alami gunakan tomat dan kaldu.
Selain disajikan materi tersebut ditampilkan pula tayangan video dari TV Nasional dalam berbagai paket program infestigasi yang informatif. Tujuannya adalah agar peserta mendapatkan gambaran yang sesungguhnya dari fenomena nyata yang terjadi di masyarakat yang telah menjadi kelaziman namun sangat membahayakan bagi kesehatan. Menutup sesi terakhir dilakukan tanya jawab dari peserta seminar kepada para penyaji materi dan bagi penanya dierikan sebuah souvenir yang disediakan panitia. SW.
Tinggalkan komentar