Workshop IPE 2019
Perubahan paradigma menjadi sebuah pelayanan kesehatan yang berorientasikan pasien sudah lama digaungkan dalam peningkatan mutu. Pasien seharusnya menjadi subyek pemberian pelayanan bukan sebuah obyek, sehingga membutuhkan solusi dan terobosan yang menjadikan sebuah mutu pelayanan yang lebih baik. Sampai saat ini Poltekkes Kemenkes Mataram belum memiliki desain kurikulum yang mengaplikasikan IPE. Setiap Program Studi memiliki Kurikulum yang mengacu pada kurikulum Inti yang sudah ditentukan dan ditambah kurikulum institusi sesuai dengan visi dan misi Program Studi masing-masing. Beberapa mata kuliah yang umumnya mempunyai kesamaan dalam proses pembelajaran dan merupakan mata kuliah institusi di antaranya Pendidikan Budaya Anti Korupsi (PBAK), Komunikasi, Pendidikan Kewarganegaraan, Agama dan lain-lain.
Berkaitan dengan hal tersebut maka pada Hari Kamis-Jumat, 19-20 September 2019 Poltekkes Kemenkes Mataram menyelenggarakan Workshop Interprofesional Education (IPE) dengan tema Implementasi Interprofessional Education (IPE) ke dalam Kurikulum Mata Kuliah di Poltekkes Mataram tahun 2019. Workshop yang dilaksanakan di Aula lantai II Direktorat ini diikuti sebanyak 60 peserta di antaranya unsur pimpinan di Direktorat, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Ka. Podi, Koordinator fungsional dosen, perwakilan dosen dan mahasiswa dari ke 4 Jurusan.
Narasumber WS IPE ini yang pertama adalah DR. drg. Prihartini Widiyanti, M.Kes, S.Bio yang merupakan Ketua tim IPE Universitas Airlangga Surabaya yang telah menerapkan metode IPE dalam berbagai macam aktivitas mahasiswa di antaranya KKN dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan narasumber kedua adalah Athanasia Budi Astuti, S.Kp, MN yang berasal dari Poltekkes Surakarta, seorang dosen yang juga telah mengaplikasikan metode IPE ini di Poltekkes Surakarta.
Setelah pembukaan acara oleh MC (Hj. Yuni Widiastuti), menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Poltekkes oleh RA. Wulandari, SST serta doa yang dipimpin H. Rohmi, S.Si, M.Si, acara dilanjutkan dengan laporan ketua panitia. Dalam laporan singkatnya ketua panitia (Iswari Pauzi, SKM, MSc) menyampaikan tujuan umum diadakannya kegiatan Workshop adalah mewadahi pengembangan dan fasilitasi pengelolaan pendidikan profesional (interprofesional education) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara terintegrasi dan setelah dilaksanakannya workshop ini diharapkan mata kuliah semester berjalan harus sudah menerapkan kurikulum berbasis IPE.
Masih menurut ketua panitia WS yang sekaligus Ka Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu ini peserta yang mengikuti workshop sebanyak 60 orang yang terdiri dari 52 orang yang berasal dari Mataram dan 8 orang dosen dari Prodi D3 dan D4 Keperawatan Bima. Sementara output yang diharapkan adalah tersusunnya kurikulum mata kuliah bersama yang terintegrasi sesuai pengembangan pendidikan profesional (inter profesional education) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara terintegrasi. Masih menurut dosen yang berlatar belakang pendidikan analis kesehatan ini ruang lingkup workshop Inter Profesional Education (IPE) meliputi : penentuaan metode dan strategi pembelajaran berdasarkan IPE, analisis kebutuhan perencanaan implementasi IPE, penyamaan persepsi dengan Focus Group Discussion (FGD) serta inventarisasi fasilitas pendukung. “Kegiatan workshop Inter Professional Education (IPE) di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mataram Tahun 2019 dibiayai dari Daftar lsian Kegiatan Anggaran (DIPA) Politeknik Kemenkes Mataram tahun 2019”, tambahnya.
Selanjutnya arahan disampaikan oleh Direktur Poltekkes Mataram yang karena pada saat yang bersamaan Direktur masih di luar daerah dalam rangka Tugas Dinas (TD) maka dalam sambutan ini diwaili oleh Wadir I (H. Jubair, SKM, M.Kes). Dalam arahannya Wadir I ini mengatakan bahwa dalam menjalankan fungsi utamanya untuk mengelola pendidikan kesehatan di Poltekkes Mataram maka Inter Profesional Education (IPE) sejak dalam pendidikan menjadi titik tekan utama yang diharapkan dapat menopang kualitas Inter Professional Collaboration (IPC) dalam dunia pelayanan kesehatan. Kolaborasi antar profesi kesehatan adalah satu usaha untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan. WHO telah membuat sebuah grand design tentang pembentukan karakter kolaborasi dalam sebuah bentuk pendidikan formal yaitu berupa interprofessional education.
Dosen yang pernah menjabat sebagai Kaprodi D3 Bima ini menjelaskan bahwa Inter Professional Education (IPE) adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelaksanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional. IPE merupakan hal yang penting dalam membantu pengembangan konsep kerja sama antar profesional yang ada dengan mempromosikan sikap dan perilaku yang positif antar profesi yang terlibat di dalamnya.
Tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh dari kolaborasi yang baik antar profesi dalam kerja sama tim. “Salah satunya upaya dalam mewujudkan kolaborasi yang efektif antar profesi perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini melalui proses pembelajaran yaitu dengan melatih mahasiswa pendidikan kesehatan menggunakan strategi Inter Profesional Education (IPE) terutama dalam mata kuliah KKN terpadu dan mata kuliah lainnya “ tambahnya.
Wadir yang baru menjabat selama satu tahun ini menekankan bahwa kurikulum berbasis IPE yang diterapkan pada kurikulum Polkesram nantinya diharapkan mampu menjembatani perbedaan latar belakang profesi di dalam melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi dan berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif , kuratif dan rehabilitatif serta bekerja sama dalam tim yang baik sehingga diperlukan komunikasi dan koordinasi diantara berbagai profesi tersebut. Hal ini hanya akan terwujut jika bila secara dini yaitu pada saat masa pendidikan, mahasiswa dari berbagai profesi diberikan kesempatan untuk belajar bersama dan bekerja serta berinteraksi bersama dalam praktik klinik dan di masyarakat dan tertuang di dalam kurikulum berbasis IPE.
Pada akhir kegiatan pembukaan dilakukan foto bersama antara narasumber, unsur pimpinan dan para peserta WS IPE. Seusai acara pembukaan acara dilanjutkan dengan penyampaian materi dari narasumber pertama yaitu DR. Yanti (demikian beliau biasa disapa…) yang diawali dengan Materi I tentang “Teori dan latar belakang diadakannya kosep tentang IPE dan Implementasinya di perguruan tinggi khususnya di Unair Surabaya” di mana merupakan salah satu kampus tertua di Indonesia di mana Beliau bertugas.
Pada saat yang bersamaan dilakukan pula kuliah umum bagi mahasiswa yang bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pemahaman awal agar pada saat diterapkan kurikulum IPE ini pada kegiatan selanjutnya (misalnya KKN atau PBM), mahasiswa telah menguasai konsep mendasarnya karena telah terpapar materi. Kuliah umum diikuti oleh perwakilan dari setap Jurusan dan dilaksanakan di kelas Analis Kesehatan oleh salah seorang narasumber yaitu Ibu Athanasia Budi Astuti, S.Kp, MN.
Workshop masih akan dilanjutkan dengan materi-materi lain pada hari kedua oleh Ibu Atha (sapaan akrabnya…. ). Semoga kegiatan workshop IPE ini dapat berjalan lancar dan mampu memberikan pemahaman yang sama terhadap konsep IPE serta mampu memberikan hasil maupun manfaat yang maksimal bagi seluruh peserta sebagaimana yang diharapkan. (SW)