Menindaklanjuti arahan Presiden tanggal 3 Agustus 2020 tentang Kampanye Nasional Memakai Masker, Mencuci Tangan Pakai Sabun dan Menjaga Jarak dalam pencegahan Covid19 maka seluruh Kementerian dan lembaga tak terkecuali Poltekkes Kemenkes Mataram sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemenkes RI diinstruksikan untuk menindaklanjuti program kampanye tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut dan setelah melakukan rapat koordinasi pada tanggal 12 Agustus 2020 dengan pihak Kecamatan Sandubaya dan Lingsar dan maka disepakati bentuk sosialisasi dari kampanye 3 M dimaksud adalah berupa kegiatan seminar berbasis web (webinar).
Kegiatan webinar dilaksanakan bertepatan pada hari Kemerdekaan 17 Agustus 2020 pukul 10.00 WITA hingga selesai. Tidak kurang dari 95 peserta ikut ambil bagian sebagai peserta/partisipan webinar yang diselenggarakan menggunakan aplikasi zoom tersebut.Tampak hadir dan ikut menyimak di acara yang diisi oleh narasumber dari Poltekkes Kemenkes Mataram ini antara lain Direktur, Wadir (I, II dan III), Kajur, Kaprodi, Dosen, Ibu Dharma Wanita Persatuan Poltekkes Kemenkes Mataram serta dari luar Polkesram adalah Ibu Camat Sandubaya dan Lingsar beserta Sekretaris Camat serta pengurus PKK-nya.
Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara (Ni Putu Sumartini, S.Kp, NS, M.Kep) dan dilanjutkan dengan mendengarkan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Acara berikutnya berupa sambutan sekaligus arahan yang disampaikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Mataram (H. Awan Dramawan, S.Pd, M.Kes). Dalam arahannya Direktur menyampaikan bahwa kegiatan webinar ini merupakan tindak lanjut dari pusat (Kemenkes RI). Kampanye 3 M dilakukan secara bertahap diawali dengan memakai masker pada minggu ke 2 bulan Agustus selama 2 minggu, kemudian dilanjutkan dengan mencuci tangan pakai sabun serta dilanjutkan menjaga jarak masing-masing selama 2 minggu. Selanjutnya akan dilakukan kampanye menggunakan tema tersebut secara terus menerus hingga Bulan Desember 2020.
Ditambahkannnya kegiatan sosialisasi diikuti pula dengan melakukan pembinaan masyarakat di sekitar UPT Polkesram agar mendapatkan edukasi tentang pentingnya memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjagga jarak aman. Kegiatan lanjutan yang dilakukan adalah mempublikasikan kampanye Gerakan Adaptasi perubahan Perilaku dengan 3 M in melalui media sosial atau saluran komunikasi yang dimiliki (Twitter, Instagram, Facebook dsb). “Poltekkes berkewajiban untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan kampanye 3 M secara virtual untuk selanjutnya dikirim ke pusat (Kemenkes RI),” pungkasnya.
Setelah direktur memberikan arahan singkatnya, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi yang dipandu oleh Kapus Penelitian dan Pengabmas (Hj. Maruny Wiwin Diarti, S.Si, M.Kes). Diawali dengan pemaparan materi pertama oleh narasumber Akhmad Fathoni, S.Kep, M.Kes. Dalam paparan singkatnya dosen yang sehari hari sebagai Koordinator Unit Pengembangan Pendidikan (Unit PP) di Polkesram ini menyampaikan materi yang berjudul “Dukungan Ibu PKK dalam Penerapan Protokol Kesehatan Menuju Adaptasi Kehidupan Baru untuk Mencegah Covid19”. Menurut dosen yang berlatar belakang ilmu keperawatan ini penularan Covid-19 dapat terjadi dari orang ke orang. Seseorang dapat terinfeksi apabila menghirup percikan yang mengandung virus yang berasal dari orang sakit yang batuk atau bersin dari jarak yang kurang dari 2 meter dan bisa juga terjadi akibat suatu permukaan benda yang terkontaminasi. Seseorang dapat terkontaminasi setelah menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata, terutama benda-benda seperti pegangan pintu, tombol lift, handphone, meja dan benda lainnya yang sering digunakan bersama. Penyebab lain yang banyak juga terjadi pada beberapa kasus yaitu sesorang yang telah melakukan perjalanan ke daerah yang banyak kasusnya dalam 14 hari terakhir.
Menurut alumni S1 Keperawatan Universitas Indonesia ini 3 M inilah yang tetap paling efektif dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid 19. Yang pertama adalah sering mencuci tangan. Hal ini disebabkan bahwa virus dapat bertahan di permukaan benda dalam beberapa hari. Seseorang dapat terinfeksi bila menyentuh permukaan benda yang mengandung virus kemudian menyentuh mata, hidung dan mulut. Yang kedua penggunaan masker saat berinteraksi dengan orang lain dengan masker yang memadai. Kain yang disarankan, menurut alumi S2 Kesehatan Unair Surabaya ini adalah yang berbahan katun 100% atau kaos dan digunakan maksimal tidak lebih dari 4 jam.
Beberapa pertanyaan dari partisipan mengemuka salah satunya dari Ibu Intan Monica yang diajukan pada narasumber I di mana Sekretaris Camat Sandubaya ini menanyakan tentang sanksi bagi pelanggar khususnya masyarakat yang tidak menggunakan masker karena kesadaran yang begitu rendah di tengah tengah masyarakat akan pentingnya APD sederhana ini. Dijawab dengan singkat bahwa perlu upaya pelibatan stake holder dalam hal ini Camat atau Lurah/Kades dan jajarannya untuk menegakkan aturan termasuk memberikan sanksi bagi pelanggar tanpa pandang bulu. Hal ini diharapakan dapat memberikan efek jera bagi pelanggar yang lain.
Penyajian materi selanjutnya disampaikan oleh Luh Suranadi, SKM, M.Si tentang “Optimalisasi Peran Ibu PKK dalam menyediakan Makanan Keluarga yang sehat sesuai dengan Tatanan Kehidupan Kebiasaan Baru untuk Mencegah Covid19”. Menurut dosen di Jurusan Gizi ini ibu memiliki peran yang begitu penting dalam sebuah keluarga yaitu menjaga agar keluarga tetap sehat serta memastikan bahwa ketersediaan makanan tercukupi di rumah tangga terutama selama masa pandemik Covid serta Era New Normal. Menurut alumni S1 Kesmas Universitas Indonesia ini makanan yang sehat harus mengandung unsur Beragam, Bergizi , Seimbang dan Aman. Di masa pandemik ini untuk memenuhi ke empat unsur tersebut tentulah bukan perkara mudah. Namun ditekankan oleh dosen senior gizi ini jika memungkinkan dan tersedia di lokasi domisili dapat dilakukan melalui belanja online. Akan tetapi jika tidak memungkinkan dan mengharuskan keluar rumah maka patuhi protokol kesehatan, gunakan masker, jaga jarak dan tetap cuci tangan atau memakai hand sanitizer.
Menurut jebolan S2 Fak Psikologi UGM Yogyakarta ini jika ingin pergi ke pasar sebaiknya tidak dilakukan setiap hari sehingga bahan sebaiknya disimpan di tempat yang memenuhi syarat. Belanja di pasar juga sebaiknya tidak memerlukan waktu yang lama, sehingga perlu perencanaan sebelumya apa yang harus dibeli sudah terencana dari rumah/daftar belanja. “Namun jika beli di tukang sayur sebaiknya memperhatikan lagi protokol kesehatan.” tambahnya mengakhiri. Pada bagian akhir pemaparan diputarkan video tentang “Isi Piringku” untuk memberikan pemahaman seberapa banyak porsi makanan dan jenis makanan apa saja yang seharusnya dikonsumsi sehari-hari. Setelah diputarkan beberapa buah video mka webinarpun selesai pada pukul 12.30 WITA. Kita semua berharap dengan adanya webinar ini dapat meningkatkan dan motivasi peserta untuk tetap menjalankan protokal kesehatan dalam menghadapi kondisi era normal baru New Normal pasca pandemic Covid19 di manapun berada. SW
Tinggalkan komentar