Seminar Nasional Gizi dan Keamanan Pangan
Keamanan pangan menjadikan tujuan utama dalam penyediaan makanan untuk kebutuhan masyarakat agar dapat tumbuh kembang dan sehat. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kehidupan agar sehat secara jasmani dan rohani. Manusia dihadapkan pada beberapa pilihan bahan makanan untuk diolah, dan/atau dikonsumsi. Memilih makanan yang hanya memuaskan selera tanpa berpikir dampak konsumsi makanan yang disenanginya dalam jangka panjang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, dengan kata lain bahwa kebutuhan akan pangan yang aman dan menyehatkan sangat penting.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pangan terus dilakukan dengan mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia sangat diperlukan. Penyediaan pangan yang cukup disertai dengan terjaminnya keamanan, mutu dan gizi pangan untuk dikonsumsi merupakan hal yang mendasar dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Oleh karena alasan tersebut, pengetahuan dan pengembangan riset yang didukung data laboratorium yang valid menjadi tuntutan di jaman modern ini.
Berkaitan dengan hal tersebut dan dalam rangka melakukan kegiatan ilmiah bagi Jurusan Gizi, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Gizi bekerja sama dengan DPD Persagi NTB yang didukung oleh pihak sponsor (PT. Ajinomoto) mengadakan Seminar Nasional Gizi dan Keamanan Pangan dengan tema “Umami Seasoning dan Keamanan Mono Sodium Glutamat (MSG)”. Kegiatan seminar selain sebagai upaya pengembangan diri bagi para ahli gizi di Prov. NTB acara ini sekaligus ajang silaturahmi bagi para alumni dari berbagai angkatan. Kegiatan ilmiah ini pula diharapkan menjadi sebuah ajang untuk terus meng-update informasi khususnya tentang ilmu gizi.
Tampak hadir di acara pembukaan seminar antara lain Direktur (Diwakili Wadir 1), Ketua Jurusan Ketua DPD Persagi NTB dan pimpinan bebarapa RSUD. Pra acara dimulai dengan ditampilkannya persembahan selamat datang berupa tari tradisional Sasak Lombok yang dengan lemah gemulai dibawakan oleh mahasiswa di Jurusan Gizi Mataram yang menggambarkan ibu-ibu yang memetik sayuran dan mengolahnya menjadi makanan. Sambutan antusias dan tepukan riuhpun membahana dari penonton seusai gerakan yang ditarikan oleh 6 orang penari tersebut.
Seminar berlangsung pukul 09.00-13.00 WITA di Hari Sabtu tanggal 28 September 2019 tersebut bertempat di Auditorium Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Prabu Rangkasari, Dasan Cermen, Sandubaya Mataram. Acara yang dimulai tepat pukul 09.00 WITA ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Poltekkes Mataram, Mars Gizi dilanjutkan dengan doa dengan harapan agar selama berlangsungnya acara Tuhan YME senantiasa memberkahi kegiatan seminar ini dan seluruh rangkaian acara berjalan lancar tanpa ada halangan yang berarti.
Seminar diikuti oleh mahasiswa Jurusan Gizi, para alumni gizi dan mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya. Selain itu peserta juga berasal dari ahli gizi di RS, puskesmas dan Dinas kesehatan di Wilayah NTB. Antusiasme peserta begitu tinggi mengingat ada SKP yang didapatkan berdasarkan SK DPP Persagi dan mengingat bahwa pengumpulan Angka Kredit (AK) yang berasal dari kegiatan ilmiah merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang ahli gizi apabila hendak mengurus atau memperpanjang Surat Tanda Registrasi (STR) ahli gizi.
Sebagaimana diketahui bahwa tuntutan bagi tenaga gizi saat ini adalah harus mengumpulkan kredit point untuk penilaian kepangkatan bagi yang menyandang jabatan fungsional nutrisonis ahli maupun nutrisionis terampil di lingkungan program (Dikes dan Puskesmas) maupun RS sehingga seminar nasional ini merupakan salah satu unsur yang harus dipenuhi sebagai kegiatan ilmiah ahli gizi.
Acara berikutnya berupa laporan ketua panitia yang disampaikan oleh Irianto, SKM, M.Kes. Dalam laporan singkatnya Pak Ir (sehari-hari biasa disapa…) menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan seminar di antaranya adalah memutakhirkan pengetahuan masyarakat khususnya ahli gizi tentang pangan dan gizi, mengkomunikasikan dan penyebarluasan informasi mengenai aspek gizi dan keamanan pangan Monosodium Glutamat (MSG), menyampaikan aspek teknologi hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan keamanan Monosodium Glutamat (MSG), menginformasikan rasa umami dalam meningkatkkan cita rasa makanan biasa maupun makanan khusus dan menginformasikan manfaat MSG dalam mengurangi penggunaan garam dalam rangka mengurangi risiko hipertensi.
Ditambahkan dosen yang pernah menjabat sebagai Kajur Gizi Mataram ini bahwa manfaat diadakannya seminar ini adalah agar masyarakat terutama ahli gizi terpapar dengan informasi situasi pangan dan gizi mutakhir, tersosialisasinya aspek keamanan pangan Monosodium Glutamat (MSG) dan terpaparnya masyarakat dengan pangan yang berkaitan dengan rasa umami. “Dengan persiapan yang relatif singkat tidak sampai satu bulan syukur Alhamdulillah seminar yang bertaraf nasional dapat diselenggarakan, tentunya tidak lepas dari partisipasi semua pihak, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu terutama para panitia serta mahasiswa dan tentu saja banyak kekurangan di sana sini oleh karena itu kami ucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja samanya”, lanjutnya.
Acara sambutan berupa arahan sekaligus pembukaan seminar disampaikan oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Mataram yang dalam hal ini diwakili oleh Wadir I Bidang Administras Akademik (H. Jubair, SKM, M.Kes). Menurut Wadir yang berlatar belakang ilmu keperawatan ini kegiatan seminar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari budaya berfikir ilmiah di dunia pendidikan. Kegiatan yang merupakan salah satu dari tugas dosen ini agar dapat dipergunakan sebagai bagian dari publikasi hasil hasil penelitian yang menjadi salah satu pilar Tri darma perguruan tinggi yaitu penelitian.
Berkaitan dengan tema seminar Wadir yang berasal dari Bima ini menambahkan bahwa menurut keyakinan agama (terutama Islam) bahwa makanan itu harus memiliki dua syarat utama yakni “halal” dan “toyib” (baik). Namun di dalam keseharian selera makan sesorang juga dipengaruhi oleh jenis masakan, penampilan, warna, dan bumbu yang dapat mempengaruhi rasa dan selera makan. Bumbu dan penyedap masakan merupakan suatu kebutuhan yang wajib ditambahkan pada makanan atau masakan khususnya untuk orang-orang Asia termasuk Indonesia.
Sebenarnya Indonesia sangat melimpah rempah rempah sebagai bahan bumbu penyedap baik yang alami maupun hasil olahannya. Banyak sekali bahan penyedap yang sering ditambahkan pada masakan seperti rempah, herbal (herbs) yang sifatnya fresh atau yang siap pakai seperti Monosodium Glutamat (MSG) yang orang kebanyakan menyebutan “vetsin” atau “micin” dengan berbagai macam merek dagang yang tersedia dan juga sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Ditambahkannya bahwa sebagai bahan penyedap siap pakai MSG adalah bahan aditif makanan yang selama ini dianggap sebagai momok bagi sebagian masyarakat. Bila mendengar tidak ada MSG di dalam makanan maka orang akan merasa aman untuk menyantapnya, tetapi bila ada kandungan sedikit saja MSG orang sudah berpikir terhadap risiko yang ditimbulkannya terutama terhadap anak-anak. Padahal menurut beberapa penelitian sebenarnya MSG cukup aman dalam dosis tertentu yang direkomendasikan. Sangat berbeda yang selama ini dianut masyarakat bahwa MSG adalah bahan makanan yang paling ditakuti saat menyantap kuliner. “Oleh karena itu saya menyambut baik dengan diselenggarakannya kegiatan Seminar Nasional ini “, pungkasnya.
Memasuki inti acara berupa panel diskusi yang pada sesi pertama dimoderatori oleh dosen di Jurusan Gizi yaitu I Ketut Swirya Jaya, SKM, M.Erg dengan pemateri DR. Made Darawati, STP, M.Sc. Pada sesi pertama ini dosen di Jurusan Gizi ini menyajikan materi tentang “Pangan Lokal Tinggi Protein untuk Anak Stunting”. Berbagai hal dipaparkan oleh dosen yang meraih gelar Doktor di IPB ini termasuk produk penelitiannya dikenal dengan nama IKAMETEBIWAWO (Ikan, KAcang MErah, TEmpe, uBI jalar, WAluh, WOrtel) yang merupakan salah satu alternatif makanan tinggi protein. Beberapa pertanyaan mengemuka dari para peserta di antaranya dari mahasiswa Smt 3 Prodi D4 Gizi (Kinanti Pratiwi) dan dr. Hari Wahyu P dari RSUD Provinsi NTB terkait materi yang disampaikan oleh penyaji.
Pada pemaparan materi ke dua dan ketiga menampilkan Penyaji dari Guru Besar IPB (Prof. DR. Ir. Hardinsyah, MS) dan dari Kepala BPOM Mataram (Dra. Ni GAN Suarningsih, Apt, MH). Pemaparan kedua narasumber ini dimoderatori dengan dinamis secara kolaboratif oleh dua orang dosen senior gizi yaitu Abdul Salam, SKM, M.Kes dan AASP Chandradewi, SKM, M.Kes.
Dalam paparannya pakar gizi yang juga sebagai Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia ini menjelaskan tentang Rasa Umami dan Keamanan Monosodium Glutamat (MSG). Umami merupakan rasa ke 5 setelah adanya rasa yang lain yang telah lama dikenal selama ini yaitu manis, asin, pahit dan manis. Umami merupakan rasa unik yang berasal dari kombinasi asam amino Glutamat dan Aspartat. “Umami juga bisa berasal dari kombinasi Glutamat, Inosinat dan Guanilat,” tambahnya.
Masih menurut peraih gelar Ph.D dari University of Queensland, Brisbane Australia ini berbagai penelitian empirik menunjukkan bahwa dalam penggunaan yang wajar konsumsi MSG cukup aman dan tidak membahayakan bagi manusia, sehingga ketakutan yang berlebihan terhadap MSG tidak seharusnya terjadi di tengah masyarakat. Ahli gizi juga diharapakan dapat memberikan pemahaman yang benar tentang hal ini dan bukan sekedar mendapatkan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarnnya dalam bentuk berita bohong (Hoax).
Selanjutnya pemaparan ketiga oleh Ka Badan POM Mataram yang menguraikan tentang aspek regulasi Bahan Tambahan Pangan (BTP) ini terutama Mono Sodium Glutamat (MSG). Menurut pejabat yang berlatar belakang apoteker ini MSG tidak perlu pengawasan yang ketat karena tidak termasuk bahan High Risk namun hanya Low Risk (Resiko rendah). Bahkan di dalam Pasal 13 Permenkes No. 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan disebutkan bahwa pencantuman nama jenis BTP Penguat Rasa (termasuk MSG) bertujuan untuk melindungi konsumen hanya yang sensitif terhadap MSG, meskipun hanya sedikit konsumen yang melaporkan sensitif terhadap MSG. Sehingga menurut wanita asli Bali ini penggunaan MSG di masyarakat dalam penggunaan yang wajar juga masih dianggap aman bagi kesehatan.
Selanjutnya saat sesi tanya jawab dibuka dan ada beberapa pertanyaan dari para peserta di antaranya L Anwar, SST, MPH terkait pro kontra MSG yang ada di masyarakat. Menurut Ketua DPC Persagi Lotim ini pemerintah dalam hal ini BPOM sebagai salah satu lembaga regulasi resmi seyogyanya lebih pro aktif di dalam memberikan sosialisasi tentang kondisi ini agar tidak terjadi kesalahpahaman masyarakat dalam menyikapi keberadaan MSG.
Pertanyaan dari peserta lain adalah dari Nunung Setyani, S.Tr Gz yang merupakan salah satu alumni Prodi D4 Gizi. Menurut alumni yang berasal dari Bima ini apakah ada yang mampu menjamin pada batas berapa MSG tersebut tidak membahayakan bagi kesehatan dan pada lidah bagian manakah rasa umami itu berada ?
Salah satu alumni (Daniel Nugraha, S. Tr. Gz) yang saat ini bertugas sebagai ahli gizi di RS Pendidikan Prof Mulyanto Unram ini juga melontarkan pertanyaan khususnya kepada Prof. Hardin yang terkait dengan MSG ini bagi pasien RS. Menurut alumni D4 Gizi Poltekkes ini apakah penggunaan MSG juga cukup aman bagi pasien di RS nya ? Dengan kepakarannya maka semua pertanyaan akhirnya dijawab oleh para narasumber dengan cerdas, singkat dan jelas sehingga penanyapun cukup puas dengan jawaban yang diberikan.
Pada akhir kegiatan seminar diberikan kenang-kenangan atau cindera mata bagi para narasumber dan moderator serta bagi pihak sponsor yang telah mendukung acara Seminar Nasional ini. Pemberian kenang-kenangan oleh Wadir 1, Kajur, Ketua Panitia Seminar, dan Ketua Persagi Prov NTB.
Pada kesempatan ini diberikan sumbangan buku dari salah seorang penggagas acara (Nils Aria Zulfianto, M.Sc). Dosen yang berasal dari Poltekkes Jakarta II ini berharap agar buku yang diberikan dapat diperguanakan dan bermanfaat bagi sivitas akademika terutama Jurusan Gizi Poltekkes Mataram
Dibagikan pula berbagai macam door prize dari para pendukung acara seminar. Riuh rendah peserta mewarnai pengundian door prize. Berbagai celotehan konyol terdengar ketika dibacakan nomor peserta yang beruntung dan semua peserta tentu saja berharap untuk membawa pulang salah satu hadiah yang disediakan panitia. Wajah-wajah bahagia tampak di panggung ketika menerima hadiah untuk dibawa pulang yang diserahkan oleh Ketua DPD Persagi Prov NTB, Ketua Panitia Seminar dan Ketua Jurusan Gizi. Setelah berakhirnya acara para peserta diberikan sertifikat kepesertaan seminar dan siap kembali ke daerah masing-masing. SW
Video kegiatan di atas dapat dilihat pada tayangan berikut