Seminar Nasional
Dalam rangka Hari Gizi Nasional ke 58 telah diselenggarakan kegiatan Seminar Nasional Bidang Gizi dan Poster Sesi, dengan tema: “Metodologi dalam survei gizi : Deteksi dini kejadian stunting pada balita”. Kegiatan yang dilaksanakan pada Hari Jumat, 26 Januari 2018 ini menghadirkan sebanyak 7 (tujuh) orang pembicara Tingkat Nasional di antaranya Dr. Sandjaja, MPH, Moesijanti Yudiarti Endang Soekatri, MCN, Ph.D, Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc, Dr. Yekti Widodo, SP, M.Kes, Edith Heriandita Sumedi, SKM, M.Sc, Dr. Ir. Basuki Budiman, MS.PH, dan Dr. Ir. Heryudarini Harahap, M.Kes.
Kegiatan diadakan di gedung Auditorium Poltekkes Kemenkes Mataram ini atas kerja sama DPD Persagi Prov NTB, Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram, HMJ Gizi, serta didukung oleh Bank BTN dan Wardah Cosmetic. Tampak hadir dalam kegiatan seminar di antaranya Pengurus pusat DPP Persagi, Kepala Bapelkes Mataram, perwakilan rumah sakit, Dinas Kesehatan provinsi dan Kota/Kabupaten, wakil dari Poltekkes Kemenkes Mataram, Ketua DPD Persagi Prov. NTB, Ketua Organisasi Profesi kesehatan, Ketua Jurusan di lingkungan Poltekkes Mataram, Ketua DPC Persagi kabupaten/Kota se NTB, para narasumber, seluruh dosen di Jurusan Gizi dan seluruh maahasiswa serta praktisi gizi se NTB.
Antusiasme peserta begitu tinggi mengingat ada 2 SKP yang didapatkan berdasarkan SK DPP Persagi dan mengingat bahwa pengumpulan Angka Kredit (AK) yang berasal dari kegiatan ilmiah merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang ahli gizi apabila hendak mengurus atau memperpanjang Surat Tanda Registrasi (STR) ahli gizi.
Sebagaimana diketahui bahwa tuntutan bagi tenaga gizi saat ini adalah harus mengumpulkan kredit point untuk penilaian kepangkatan bagi yang menyandang jabatan fungsional nutrisonis ahli maupun nutrisionis terampil di lingkungan program (Dikes dan Puskesmas) maupun RS. Seminar Nasional ini juga menampilkan sesi poster dari para dosen di Poltekkes Kemenkes Mataram.
Pra acara dimulai dengan ditampilkannya persembahan selamat datang berupa tari tradisional yang dengan lemah gemulai dibawakan oleh mahasiswa di Jurusan Gizi Mataram. Sambutan antusias dan tepukan riuhpun membahana dari penonton seusai gerakan yang ditarikan oleh 6 orang penari tersebut.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Gizi oleh seluruh undangan yang hadir dipandu dirijen dari salah satu mahasiswa Jurusan Gizi (Deltayanti). Lagu Mars Gizi yang sudah lama dan jarang didengarkan akhirnya membahana di gedung auditorium milik Poltekkes Mataram ini. Lagu tersebut sedikit banyak mengingatkan para alumni gizi (beberapa lulusan lama) bahwa mereka pernah dengan semangat menyanyikannya terutama saat PPS/PPA di Jurusan Gizi Mataram.
Acara kedua dilanjutkan dengan doa yang dipandu oleh TS Sidiq, S.Gz dari Dinkes Lombok Tengah dengan harapan agar selama berlangsungnya acara Tuhan YME senantiasa memberkahi kegiatan seminar ini dan seluruh rangkaian acara berjalan lancar tanpa ada halangan yang berarti.
Acara berikutnya berupa laporan ketua panitia yang disampaikan oleh Irianto, SKM, M.Kes. Dalam laporan singkatnya Pak Ir (Panggilan akrabnya…) menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan seminar di antaranya memberikan pemahaman tentang pentingnya pencegahan stunting yang saat ini menjadi isu nasional. Tak lupa mantan Kajur Gizi Mataram ini menyampaikan ucapan Selamat Kepada pengurus baru DPD Persagi NTB periode 2017-2021, selamat bekerja, sukses dan membawa gerbong DPD NTB yang menjadi lebih baik, lebih kreatif, lebih inovatif, lebih mampu kerja, kerja dan kerja yaitu KERJA KERAS, KERJA CERDAS DAN KERJA IKHLAS. “Hari ini merupakan salah satu moment penting dalam rangka HGN ke 58 kita melaksanakan seminar nasional yang bertemakan METODOLOGI DALAM SURVEI GIZI teraktual, oleh para pakar yang memiliki reputasi internasional, beliau-beliau para ahli gizi di bidang kepakarnya yang tergabung dalam tim SEANUTS.” Lanjutnya.
Menurut bapak 2 anak ini, kita patut bersyukur, dan berbangga diri mendapatkan ilmu yang bermanfaat, sesuatu yang baru, sebagai bentuk pencerahan dalam menjalankan tugas mulia sebagai ahli gizi baik di rumah sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas ataupun di sektor swasta dan wiraswasta. Ditambahkannya bahwa yang hadir di gedung Auditorium milik Poltekkes Mataram ini adalah para dokter, ahli gizi, tenaga kesehatan lain serta mahasiswa yang berjumlah lebih dari 600 peserta dari berbagai daerah, yang ada di 10 kabupaten/kota, khususnya yang berada di Pulau Lombok, sebagai bentuk kepedulian akan HGN, Seminar, silaturahim dan mengenal para pakar gizi tentunya
“Dengan persiapan yang relatif singkat tidak sampai satu bulan syukur Alhamdulillah seminar yang bertaraf nasional dapat diselenggarakan, tentunya tidak lepas dari partisipasi semua pihak, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu terutama para panitia serta mahasiswa dan tentu saja banyak kekurangan di sana sini”, lanjutnya.
Acara sambutan sekaligus pembukaan seminar disampaikan oleh Ketua Pengurs Pusat DPP Persagi (Edith Heriandita S, SKM, M.Sc). Menurut ahli gizi senior ini kegiatan seminar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari budaya berfikir ilmiah di dunia pendidikan. Kegiatan yang disertai dengan sesi poster bagi para dosen ini agar dapat dipergunakan sebagai bagian dari publikasi hasil hasil penelitian yang menjadi salah satu pilar Tri darma perguruan tinggi. Salah satu Ketua di Kepengurusan DPP Persagi inipun berkenan membuka secara resmi acara Seminar Nasional yang menghadirkan banyak pakar gizi dan diikuti insan gizi se-NTB tersebut dan mengucapkan selamat mengikuti kegiatan seminar bagi seluruh peserta.
Memasuki inti acara berupa panel diskusi yang pada sesi pertama dimoderatori oleh dosen di Jurusan Gizi yaitu Ibu DR. Made Darawati, STP, M.Sc. Pada sesi pertama ini menampilkan 4 orang narasumber yaitu Ibu Edit Heriandita S, SKM, M.Sc, Dr. Sandjaja, MPH, Moesijanti Yudiarti Endang Soekatri, MCN, Ph.D, dan Dr. Fitrah Ernawati, M.Sc.
Materi pertama disampaikan Ibu Edit yang mewakili Ketua Umum DPP Persagi yaitu tentang pendidikan gizi, uji kompetensi, sumpah profesi, Surat Tanda Registrasi (STR) dan isu-isu terkini di bidang gizi. Materi kedua oleh DR. Sandjaja, MPH yang membahas tentang “Pentingnya inflate and weight untuk menentukan prevalensi masalah gizi”, materi ketiga oleh Moesijanti Yudiarti Endang Soekarti, MCN, Ph.D tentang Indikator Antropometri (tinggi duduk, wrist, dan skin fold) dan meteri ke empat oleh DR. Fitrah Ernawati, M.Sc tentang Teknik pengumpulan data biokimia (micronutrient).
Beberapa pertanyaan mengemuka dari para peserta di antaranya untuk Ibu Fitrah bahwa Kekurangan iodium mengacu pada data tahun 2003, apakah ada penelitian lanjutan. Kemudian pertanyaan ke dua dari Nining Handayani, SKM, M.Kes (BKKBN Prov NTB) yang bertanya dalam Program BKKBN tentang pencegahan stunting, apakah inflate bias diterapkan di semua penelitian, apakah ada kriteria tertentu, pertanyaan ini ditujukan bagi Dr Sandjaja. Pertanyaan ketiga untuk Dr Fitrah adalah seberapa besar kontribusi pertumbuhan pada balita yang cukup diberikan vitamin A dan iodium?. Seluruh pertanyaan dapat dijawab dengan singkat dan lugas oleh para penyaji dan para penanyapun puas mendapatkan jawaban tersebut.
Seusai istirahat, makan dan shalat Jumat (bagi laki-laki yang muslim) sesi penyampaian materi ke dua selanjutnya dimoderatori oleh Bapak Khaerul Anwar, SKM, M.Kes dengan 3 orang narasumber yaitu Dr. Yekti Widodo, SP, M.Kes (Konsumsi buah, sayur, susu dan jajanan), Dr. Ir. Basuki Budiman, MS.PH tentang Pengukuran kognitif hubungannya dengan status gizi dan Dr. Ir. Heryudarini Harahap, M.Kes tentang Metode pengukuran kepadatan tulang dan aktifitas fisik.
Sesi tanya jawabpun dibuka dan ada beberapa pertanyaan dari para peserta di antaranya untuk Dr. basuki : Ibu gizi kurang dan anak premature serta kelainan kulit, apakah ada hubungannya ? Apakah gizi baik dapat meningkatkan inteligensi seseorang ? Apakah terdapat korelasi antara inteligensi dengan status gizi ? Selanjutnya pertanyaan untuk Dr. Rini adalah bagaimana cara mengimbangi dengan life style “screen time”? Sedangkan pertanyaan Ni Nengah Ariani dari RSU Provinsi NTB di Sumbawa untuk Dr Yekti adalah apakah dalam penelitian, susu formula yang dipergunakan tersebut sudah sesuai takarannya ? Semua pertanyaan juga akhirnya dijawab oleh para narasumber yang hadir.
Pada saat pemaparan dari narasumber yang kedua ini hadir Bapak wakil Gubernur NTB (H. Muhammad Amin, SH, M.Si) dan serta merta sang moderator yang sehari-hari menjabat sebaga Ka Dikes KLU ini segera mempersilakan Beliau untuk menyampaiakan pesan-pesan sesuai tema hari gizi tahun ini. Wagub NTB yang berlatar belakang bidang advokat ini berpesan bagi peserta seminar yang hadir. Di antaranya bahwa diperlukan intervensi yang spesifik yang dilakukan oleh sektor kesehatan dalam menangani masalah gizi yang ditujukan kepada ibu hamil, ibu menyusui maupun balita seperti antara lain pemberian Makanan Tambahan, perbaikan perilaku memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI. Selain itu diperlukan pula intervensi yang sensitive yang dilakukan diluar sektor kesehatan seperti antara lain penyediaan air bersih dan sanitasi, Ketahanan pangan, keluarga berencana, jaminan kesehatan, perlindungan sosial dan lain-lain.
“Tidak terkecuali tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi yang hadir pada saat seminar ini memiliki andil dalam melaksanakan tugas kebijakan kesehatan baik di tingkat pusat maupun di daerah, Sumber Daya Manusia menjadi begitu penting dalam menggerakkan roda pembangunan khususnya di bidang kesehatan di Bumi Gora yang kita cintai guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB. Sektor Kesehatan, pendidikan merupakan pilar utama dalam Indeks Pembangunan Manusia, “ tambahnya.
Menurut wagub yang berasal dari Pulau Sumbawa ini melalui Kegiatan Seminar di samping ada transfer knowledge dari para pakar di bidang gizi, juga merupakan bentuk pencerahan bagi kita semua yang hadir pada seminar ini. ”Melalui moment Hari Gizi Nasional ke 58 ini mari kita wujudkan kemandirian Keluarga dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting” kata wagub mengakhiri sambutan singkatnya. Sebelum turun dari panggung Wagub dan para pemakalah serta paniitia menyempatkan diri untuk berfoto bersama.
Pada akhir kegiatan seminar dibagikan pula berbagai macam door prize dari para pendukung acara seminar seperti Wardah Cosmetic, Bank BTN dan coklat “Tiaga”. Riuh rendah peserta mewarnai pengundian door prize. Berbagai celotehan konyol terdengar ketika dibacakan nomor peserta yang beruntung dan semua peserta tentu saja berharap untuk membawa pulang salah satu hadiah yang disediakan panitia. Wajah-wajah bahagia tampak di panggung ketika menerima hadiah untuk dibawa pulang yang diserahkan oleh Ketua DPP Persagi, Ketua DPD Persagi Prov NTB, Ketua Panitia Seminar, Ketua Jurusan Gizi dan Ka.Dikes KLU.
Kegiatan seminar selain sebagai upaya pengembangan diri bagi para ahli gizi di Prov. NTB acara ini sekaligus ajang silaturahmi bagi para alumni dari berbagai angkatan. Kegiatan ilmiah ini pula diharapkan menjadi sebuah ajang untuk terus meng-update informasi khususnya tentang ilmu gizi. Tema seminar yang membahas penggunaan pangan lokal dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayur masih amat relevan hingga saat sekarang dan sejalan tentunya dengan tema HGN 58 tahun ini yaitu makan buah dan sayur.
Setelah berakhirnya acara para peserta diberikan sertifikat kepesertaan seminar dan siap kembali ke daerah masing-masing. Selain meng-update ilmu ternyata kesempatan seminar dimanfaatkan pula oleh sebagian peserta lulusan gizi untuk ajang kangen-kangenan sesama teman sejawat gizi dan reuni bagi yang sudah lama tidak bertemu. Mudah-mudahan acara serupa selalu terus digiatkan oleh Poltekkes Kemenkes Mataram, dan para ahli gizi pada umumnya… (SW)