Poltekkes Kemenkes Mataram dan Universitas Mataram Perkenalkan Aplikasi KALDU PKV untuk Deteksi Dini Penyakit Jantung

Mataram – Dalam momentum Hari Jantung Sedunia, Poltekkes Kemenkes Mataram bersama Universitas Mataram meluncurkan inovasi digital berupa aplikasi deteksi dini penyakit jantung. Aplikasi yang diberi nama KALDU PKV (Kalkulator dan Edukasi Penyakit Kardiovaskular) ini resmi dikenalkan melalui soft launching di Teras Udayana, Mataram, pada 28 September 2025.

Peluncuran dihadiri oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Mataram, Dr. dr. Yopi Harwinanda Ardesa, M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan NTB Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., MARS., civitas akademika Poltekkes Kemenkes Mataram dan Universitas Mataram, serta sejumlah pemangku kepentingan bidang kesehatan.

Aplikasi KALDU PKV hadir sebagai solusi strategis di tengah tingginya kasus penyakit kardiovaskular di NTB yang mencapai 702.520 penderita hingga Oktober 2024. “KALDU PKV membuktikan bahwa talenta digital NTB mampu menghadirkan inovasi kesehatan yang sesuai kebutuhan masyarakat,” ungkap Lale Budi Kusuma Dewi, S.Pd., M.Si., dosen Poltekkes Kemenkes Mataram sekaligus pengembang aplikasi.

Menggunakan algoritma WHO, aplikasi ini dapat memprediksi risiko penyakit jantung dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Keunggulannya, KALDU PKV dapat digunakan tanpa akses internet, sangat bermanfaat untuk daerah dengan keterbatasan jaringan. Bagi tenaga kesehatan, aplikasi ini berfungsi sebagai alat skrining yang lebih praktis dibanding chart manual WHO, sekaligus mampu menyimpan data pasien secara digital untuk mempermudah pelaporan dan pemantauan.

Untuk masyarakat umum, KALDU PKV dibuat dengan tampilan sederhana dan bahasa yang mudah dipahami. Pengguna cukup memasukkan data seperti usia, jenis kelamin, tekanan darah, kadar kolesterol, dan faktor risiko lainnya untuk mengetahui tingkat risiko serta mendapatkan saran gaya hidup sehat.

Menurut Dr. dr. Yusra Pintaningrum dari Universitas Mataram, penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. “Skrining dini sangat penting, terutama bagi kelompok berisiko seperti usia di atas 40 tahun, penderita diabetes, dan mereka yang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung,” jelasnya.

Selain fitur prediksi, aplikasi ini juga menyediakan materi edukasi untuk mendorong perubahan perilaku hidup sehat, seperti berhenti merokok, menjaga tekanan darah, dan mengontrol kolesterol. Kehadiran KALDU PKV diharapkan dapat mempercepat transformasi digital kesehatan di NTB sekaligus menjadi contoh bagi pengembangan inovasi serupa di tingkat nasional.//Humaspoltekkeskemenkesmataram

Bagikan:

[addtoany]

Tags

Related Post

Tinggalkan komentar